Orang boleh saja datang ke tempat yang sama. Namun tidak semua orang merasakan pengalaman yang sama. Rasa yang timbul erat kaitannya pada pengalaman batin sebelumnya. Rasa juga datang dari bagaimana perjalanan menuju kesana. Siapa yang menemani juga punya andil.
Mengingat kekasih hati sambil memandang lembayung senja di atas bukit bisa punya dua efek yang berbeda. Bisa saja menerbitkan senyum merekah. Namun bisa juga mengundang derai air mata. Tergantung cara putusnya bagaimana.
Suatu saat saya sedang mengalami cedera. Tangan saya bengkak dan memar. Kata dokter ada beberapa uratnya yang putus. Dengan kondisi demikian, saya lebih banyak di rumah. Tentu saja dengan aktifitas fisik yang terbatas. Momen seperti ini memberikan banyak ruang untuk merapikan arsip-arsip.
Buku-buku yang ada saya kelompokkan berdasarkan kategorinya, File-file berantakan yang ada di laptop disusun berdasarkan jenisnya. Pun catatan-catatan iseng saya tulis di notes dikumpulkan menjadi satu.
Ada hal kemudian saya sadari bahwa kebanyakan catatan, dokumentasi berupa foto dan video tersebut didominasi oleh catatan perjalanan. Saya bukan seseorang yang pandai merangkai kata ataupun yang mahir membuat video apalagi foto yang terlihat artistik. Namun saya percaya semua dokumentasi itu harusnya memberikan manfaat.
Tulisan perjalanan, video maupun foto dokumentasi bukan dibuat semata-mata agar setelah pembaca atau penonton ingin pergi ke tempat yang diulas. Ataupun pengalaman berbeda ke suatu tempat seperti bersepeda, berjalan, berenang atau hal lain yang banyak ditulis di blog ini.
Setidaknya dokumentasi tersebut bisa mewakili apa yang dirasakan oleh seseorang. Hal ini membuat pembaca atau penontonnya menjelma menjadi teman seperjalanan. Membuat pembaca dan penonton merasakan nilai-nilai yang dirasakan oleh sang pejalan. Lebih dahsyat lagi jika ada hal yang bisa menjadi inspirasi dan tambahan pengetahuan penonton bagi pembaca dan penonton.
Pertengahan tahun 2020, saya membuat channel youtube : Experience Celebes. Tentu saja dengan bahan bakar yang terbatas. Beberapa dokumentasi video yang dibuat seadanya dalam perjalanan, beberapa catatan kecil dan semangat.
Ya. Semangat !!!
Video- video tersebut saya kumpulkan berdasarkan kategorinya. Pada saat proses editing saya menambahkan beberapa bagian yang berasal dari catatan yang dibuat sebelumnya.
Dalam masa pandemi, perjalanan menjadi terbatas namun beberapa video perjalanan masih bisa terwujud.
Satu hal yang masih berusaha saya lakukan yaitu konsistensi menulis. Kesibukan, aktivitas di luar rumah masih menjadi kendala saat ini. Semoga segera ada solusi untuk hal ini.
Kedepannya saya berharap dokumentasi perjalanan ini secara kualitas bisa menjadi lebih baik lagi. Ada tempat baru dengan pengalaman yang berbeda. Namun yang utama semoga dokumentasi ini bisa memberikan manfaat dan inspirasi bagi yang menonton dan membacanya. Kalaupun tidak berjalan bersama, setidaknya rasa dalam perjalanan ini tersampaikan. Rasa itu yang menjadikan kita teman seperjalanan.
Setuju mas :). Awalnya aku tergila2 dengan traveling, itu Krn membaca tulisan ttg perjalanan dr beberapa teman. Ada yg tulisannya seperti menghipnotis, seolah pembaca ikut merasakan, dan malah jd kepengin utk DTG ke tempat itu.
Aku sendiri menuliskan semua pengalaman travelingku, awalnya supaya ga lupa, Krn aku pelupa banget. Dipikir sayang aja kalo semua foto dan dokumentasi ga di-sharing dlm bentuk tulisan, Krn kalo suatu saat mau kesna lagi, trus ternyata aku lupa, ya percuma :D. Makanya segera aku tulis di blog. Syukur2 kalo bisa jd inspirasi dan referensi utk temen2 yg hobi jalan2 juga :D.
Tulisan cerita tentang jalan-jalan sudah banyak, tapi yang tulisannya ada “feel” dan ketika kita baca berasa sedang diajak jalan-jalan, itu yang susah dicari. Dan blog mas ini ada “feel” nya itu. Salam kenal ya 😀
Suka sekali membaca atau menonton perjalanan orang lain baik itu jalan-jalan, kuliner, edukasi, dll. Apalagi jika bahasa ataupun visual terlihat berkualitas. Makin antusias untuk melihatnya.
Punya blog itu satu hal, mengisinya secara teratur hal yang lain lagi. Saya pun akhir-akhir ini merasa kesulitan membagi waktu antara menulis di blog atau menjalani pekerjaan harian. Atau kalau menukik lebih ke dalam batin lagi, sepertinya saya cuma malas 🙂
Iya menulis catatan perjalanan, tidak harus disajikan seolah-olah pembaca akan mengunjungi tempat tersebut. Menuliskan cerita lewat rasa yang kita rasakan saat berada di suatu tempat, bagi pembaca tertentu, itu lebih dari cukup. Nah tantangannya selalu di penulisnya ya, gimana menyuguhkan cerita yang menarik agar pembaca pun mendapat pengalaman seperti yang kita rasakan
Saya setuju kalau pengalaman setiap orang itu pasti berbeda rasanya. Walau pergi ke suatu tempat yang sama , rasa dan momentnya ga bakal keulang lagi. Dan pengalaman merasakan inilah yang Kita bagikan. Mearik sekali membaca dan menonton pengalaman rasa orang lain, karena pastinya sensasinya berbeda
saya juga selalu merasakan hal yang sama. Apa yang tertulis kadang tak sama dengan apa yang kita rasakan. Pengalaman pribadi selalu menyenangkan. Salah satu cara dengan mengabadikan momen lewat gambar dan tulisan
saya juga setuju, setiap perjalanan yang kita dokumentasikan membuat si pembaca atau dan penonton turut ikut merasakan apa yang kita lalui. Tidak perlu menggunakan alat yang super canggih, cukup dari peralatan yang kita punya bisa mendapatkan hasil maksimal.
Aku suk banget terutama bagian ini:
“… tulisan perjalanan, video maupun foto dokumentasi bukan dibuat semata-mata agar setelah pembaca atau penonton ingin pergi ke tempat yang diulas”
dan ini:
“… setidaknya dokumentasi tersebut bisa mewakili apa yang dirasakan oleh seseorang. Hal ini membuat pembaca atau penontonnya menjelma menjadi teman seperjalanan. Membuat pembaca dan penonton merasakan nilai-nilai yang dirasakan oleh sang pejalan. Lebih dahsyat lagi jika ada hal yang bisa menjadi inspirasi dan tambahan pengetahuan penonton bagi pembaca dan penonton.
Nah ini dia, tantangannya membuat pembaca menjelma jadi teman seperjalanan!
Kalau aku, mencoba menaklukkan tantangan ini dengan menulis cerita yang aku alami sendiri.
Rasanya lebih “dapat” jika menuliskan kembali pengalaman yang memang kita alami sendiri, apalagi jika kenangan itu masih segar di ingatan. Kata-kata pun seperti berjatuhan dari langit. Tsaaah!
Yang pasti, aku jatuh hati sama cara Daeng menuliskan artikel ini.
Rasanya seperti ngobrol!
Ya, bener banget, kalau pengalaman setiap orang berkunjung ke suatu tempat pasti punya rasa yg beda, hal ini tentunya kembali ke pribadi masing-masing, karena pencapain setiap org ke suatu tempat pun nyatanya berbeda pula.
Saya salah satu yang suka membaca cerita perjalanan ta kak. Semoga cepat sembuh dan bisa melakukan perjalanan lagi…
Berasa ikutan bersepeda juga nih jadinya daeng
aku nggak ada sepeda, jadi jarang sepedaan di rumah mertua. Menyenangkan ya pengalaman diabadikan begini yang liat jadi ikut semangat
Aduh sama nih, aku pun merasa bersalah karena gak banyak menulis curhat pengalaman sendiri lagi. Huhu jadinya lebih banyak fokus ke kerjaan. Btw, videonya keren. Suka deh lihatnya. Bikin kepengen jalan-jalan ☺
Alhamdulillah akhirnya muncul tulisan baruuuuu. Saya selalu baca cara ta menuliskan kisah-kisah perjalanan. Cara menyajikan rasa berbeda dengan travel blogger lainnya. Semoga bisa kembali melakukan perjalanan setelah pulih dan kembali menuliskannya.
Adeemm bacanya, kang.
Semoga rasa yang disampaikan bisa terus disimpan dan bisa menjadi pembelajaran, minimal bagi anak-anak.
Karena setiap perjalanan pasti memiliki kisahnya masing-masing dan sangat valuable.
Aku suka sekali baca tulisannya kak, bener banget sih pengalaman itu soal rasa. walaupun pernah mengalami yang hal yang sama tetap saja beda kepala beda pula rasanya.