Kota Palembang sibuk berbenah.gelaran SEA Games yang sebentar lagi akan di laksanakan di bulan november 2011 membuat kota ini seakan berlari dalam proses mempercantik diri. Lihat saja bagaimana venue penyelenggaraan sea games yang di genjot habis habisan pelaksanannya siang malam,pelebaran jalan,pengaspalan jalan,sampai ke pembangunan hotel dan mall seakan tidak mau ketinggalan.Semuanya berlomba mengejar waktu.
Menurut cerita teman saya,Palembang memulai pembangunan besar-besaran sebelum PON tahun 2004 sampai sekarang. PON 2004 adalah tonggak awal dari berlarinya Palembang ke arah metropolis.Mall mungkin adalah salah satu indikatornya.Sampai sekarang saya terus terang tidak terlalu mengerti kenapa tingkat kemampanan sebuah kota terutama di Indonesia seolah-olah dianalogikan dengan berapa banyak mall yang dimilikinya. Apakah karena orang-orang indonesia sebagian besar hobi belanja ataukah kian hari kita semakin di geser pada gaya hidup yang konsumtif. Entahlah.Kawasan taman budaya kemudian diubah menjadi Mall dan perhotelan yang kini di kenal dengan Palembang Square.Kemudian kawasan pabrik textile juga di ubah menjadi Mall dan hotel berbintang yang kini di kenal dengan Palembang Trade Centre.Disanalah saya sempat berkantor selama lebih kurang 2 tahun.Palembang yang sebelumnya hanya memiliki International Plaza kini telaha memiliki PIM,PS dan PTC.
Pengalaman saya setelah tinggal di sini selama 4 tahun,Kota Palembang ini selalu penuh dengan venue.Palembang selalu dengan senang hati menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah untuk berbagai kegiatan.Dari yang skalanya lokal sampai tingkat International.Mulai dari acara seminar,pekan olahraga,pekan budaya sampai ke visit musi.Tidak mau kalah dengan Jakarta, palembang juga punya transport rapid mass sekelas trans Jakarta yang namanya trans Musi.Di tengah kemajuan pembangunan ini secara perlahan namun pasti kota ini pun mulai di jangkiti permasalahan-permasalahan seperti kota besar lainnya. Masalah kemacetan,air bersih,banjir,pasokan listrik sampai tata kelola kota menjadi masalah kota ini juga.
Palembang kini bertabur Hotel berbintang,venue-venue baru dan tempat nongkrong sebagai salah satu ciri kota.Tidak ketinggalan bangunan ruko yang mencoba menyempil diantara lahan-lahan kosong yang tersisa.Namun diantara kemegahan ini saya sebagai warga biasa yang baru tinggal 4 tahun di sini merasa sedih karena lambat laun ruang-ruang publik di kota ini tergeser bahkan hilang.
Kawasan GOR dalam kenangan saya adalah sebuah kawasan yang di belah sebuah jalan dimana salah satu sisinya terdapat sebuah stadion atletik dan bola dan di sisi lainnya ada sebuah Indoor hall yang memiliki danau dan tempat parkir yang cukup besar.Di depan stadion bola ini terdapat sebuah lapangan yang cukup besar dimana setiap hari minggu pagi orang-orang Palembang berkumpul sambil berolahraga.Olahraga yang banyak peminatnya adalah Senam Jantung Sehat.Bayangkan lapangan yang besar itu di penuhi orang-orang yang berbaris rapi dan bersenam mengikuti arahan instruktur dari pangung yang ditempatkan di depan stadion.Orang tua sampai anak kecil berbaur di tempat ini.Para pedagang dadakan sampai mahasiswa yang lagi bazaar tumpah ruah di tempat ini.
Para pekerja sedang melakukan pemancang tiang
Sayangnya sekarang kemeriahan ini sudah hilang.Deru pembangunan mall mengusir keceriaan orang – orang di minggu pagi. Walaupun tanpa IMB dan amdal pembangunan mall ini terus berjalan.Berdasarkan beberapa informasi,mall ini adalah proyek tukar tambah dari pembangunan venue SEA games yang berada di seberang jalan.
Pembangunan mall yang sedang berjalan
Senasib dengan lapangan di sebelahnya,Halaman parkir Indoor hall ini adalah tempat berkumpulnya masyarakat palembang.Dari yang belajar nyetir,olahraga maupun sekedar duduk sambil menikmati pemandangan danau.lapangan parkir ini semacam tempat yang wajib bagi yang belajar mengemudikan motor maupun mobil.Bila malam menjelang tempat ini pun berubah fungsi sebagai pusat wisata kuliner.Ada sekitar 40 an stand makanan yang buka lapak di sini setiap malam.
Entah mungkin kemeriahan tempat ini juga akan segera berganti.Ditempat ini kini lagi sibuk merubah diri menjadi hotel dan restoran yang mungkin saja nantinya hanya dapat di akses oleh golongan masyarakat yang mampu.
Rencana Hotel dan restoran yang akan di bangun
Saya bukan anti kemapanan.Saya bangga Palembang kota yang saya tinggali sekarang jadi tuan rumah SEA games.Saya pun terpesona dengan kemolekan dan kecantikan palembang sekarang.Tapi saya juga berharap di antara kemeriahan pesta dan gemerlapnya Palembang, ada ruang-ruang publik tempat dimana masyarakat kota ini berkumpul dan berbagi keceriaan tanpa melihat perbedaan status sosial.
Reply